Sabtu, 26 Maret 2011

Loyalty or ...???

Akhirnya, punya something buat di share :))
anyway, udah lama gak ngeblog, akibat sibuk persiapan UN. Maafkan aku wahai blogku, aku masih ingin lulus SMA. :))

Gue sempet mikir beberapa hal, gak akhir-akhir ini aja, tapi di setiap kesempatan yang memungkinkan gue untuk berpikir dan merenung. 
Gue melihat setiap harinya di pagi hari. Ada orang-orang bergerombol pergi ke suatu tempat, berpakaian rapih, membawa tas besar. Entah apa isinya. Laptop barangkali. Yaaa, gue juga gak terlalu peduli. Ada juga orang berseragam rapih bertebaran dimana-mana. Kebetulan setiap hari gue lewat terminal bus. Dan yaaa, udah pasti yang terlihat adalah orang-orang berseliweran, buru-buru.

Gue pun jadi sering bertanya, apa yang mereka cari? Apa mereka nyaman dengan itu? Harus berdesakan saat pergi mau pun pulang. Terjebak macet selama berjam-jam. Belum lagi tugas yang harus di laksanakan dan menjadi tanggung jawab mereka.

Kadang gue juga suka berkhayal jadi mereka. Mungkin mereka sendiri bisa dengan happy-nya ngelewatin hari mereka.

Tapi, apa saat mereka berada di suatu titik dan orang lain menggantikan apa yang sebelumnya mereka kerjakan, mereka akan merasa tenang atas apa yang di kerjakan orang itu?

Contohnya, gue. Di awalnya, gue ngerjain sesuatu dengan fun, enjoy, yaaa kalo bisa di bilang bertanggung jawab sedikitlaaahh. Pokoknya gue serap apa yang bisa gue serap ilmunya disitu. Dan gue pun berkeyakinan orang lain pun akan ngerasain apa yang gue rasain. Semua senengnya, semua capeknya gue, semua perasaan yang gue rasain. Perasaan sejiwa yang bikin gue sampai saat ini masih mau di pusingkan dengan semua urusannya. Ya, bentuk kesetiaan saya atas apa yang saya lakukan.

Sampai saat saya, bisa dikatakan naik jabatan, lalu menerima orang baru untuk berada di posisi saya saat itu, sedangkan saya berada di posisi baru. Awalnya gue ngerasa semua baik-baik saja. Sampai gue sadar, kalo ada di antara mereka yang menurut dugaan gue, ada di posisi itu cuma untuk pamer aja, gak lebih. Bukan cuma dia, walau pun yang lainnya masih ada rasa perhatian sedikit, gue belum bisa tenang sama mereka. Entah gue yang udah jauh atau emang mereka yang cuma mau nampang nama aja.

Itu juga yang gue pikirin tiap pagi, saat gue ngeliat orang-orang lalu lalang di depan gue. Gue ngeliat hiruk pikuk yang ada setiap pagi. Apa mereka menggunakan segala atribut itu untuk kepuasan batin mereka, ataukah mereka yang menggunakan seragam atau atribut apa pun itu adalah mereka yang sekedar mencari nama, popularitas bagai pemain sinetron di televisi? padahal sesungguhnya peran mereka bukanlah disitu.

Apa mereka yang sekedar 'mencari nama' ini tidak lelah harus bermuka dua untuk mengesankan seolah-olah mereka adalah orang-orang yang mempunyai passion disitu? 
Apa disaat mereka berbuat salah, dan kita sebagai orang di atas mereka menyalahkan mereka, akankah mereka bercermin diri dan merenung atas kesalahan yang mereka perbuat?
Mungkin terlalu jauh jika memang kita ingin mereka merenung. Menyadari kesalahan mereka pun sudah cukup bagi saya.

Kalau boleh sedikit cerita bagaimana rasanya, sakit rasanya melihat mereka berleha-leha sedangkan saya dan teman-teman selalu ada dalam langkah demi langkah, mencapai titik demi titik -sebisa mungkin- bersama, sangat senang rasanya. Sedang mereka, entah apa yang mereka rasakan jika salah satu di antara temannya dapat berada di titik yang sama tanpa proses yang mereka alami. 


Buat gue, apa yang gue lakukan adalah passion gue. saat gue berada dalam suatu kelompok, gue akan setia berada disitu. Dan gue akan pergi jika memang gue tidak merasa nyaman. Tidak ada yang bisa menahan gue kalau gue sudah tidak merasa nyaman pada suatu situasi.

Well, mungkin cara yang gue terapin ke mereka bukan cara yang tepat. semoga gue nemuin cara yang tepat. amiin. :)

P.S : silakan berspekulasi, apa dan siapa itu :)